Memahami Karakter Anak Melalui Golongan Darah

ehclifebuilders.org – Menjadi orang tua bukan lah perihal yang mudah, sebab menjadi orang tua merupakan tanggung jawab yang besar. Anak adalah titipan tuhan yang harus dijaga dengan baik, merawat anak tak hanya harus memberi makan sampai besar, menyekolahkan anak, dan memberi pakaian yang baik, tapi merawat anak juga anda harus bisa menjadi orang tua yang tak hanya sebagai orang tau namun bisa menjadi sahabat bagi sang anak, bisa menjadi panutan dan contoh yang baik kepada anak, dan bisa membangun karaktek anak agar menjadi pribadi yang baik

Buat dapat membangun kepribadian anak orang tua haruds bisa memahami gimana karakter anaknya, tiap anak diciptakan mempunyai kepribadian yang berbeda beda bahkan anak kembar siam juga mempunyai kepribadian berbeda, salah satu cara yang dapat anda amati melalui golongan darah, sebab lewat golongan darah juga dapat memahami kepribadian anak ataupun seorang, biasanya golongan darah bisa sama dengan watak, kepribadian, kebiasaan.

Karakteristik Golongan Darah

Golongan Darah A
Anak yang bergolongan darah A sangat taat peraturan, penurut, takut pada resiko dan akan menghindari konflik, golongan darah A ini gampang diarahkan, sangat berhati hati dalam segala hal membuat dia dipercaya untuk mengerjakan sesuatu hal yang memerlukan ketelitian. Kepribadian positif yang dimilikinya ialah tenang, berkepala dingin, serius, tidak hanya itu ia juga cenderung tertutup, karna sifatnya yang tertutup ini membuat dia tidak banyak mempercayai banyak perihal. Ia banyak mengalah dan mementingkan perasaan orang lain. Bila anda mempunyai anak yang bergolongan darah A, berilah pemahaman detail pada disaat anda menyuruh anak melakukan sesuatu

Golongan Darah AB
Anak bergolongan darah AB ini terbilang langka, karena mempunyai kepribadian yang unik, pola pikirnya sangat berbeda tidak umum, sifat menonjol dari golongan darah AB ini yaitu misterius dan pinplan. Tak mudah untuk menebak atau memahami pemikiran dia, anak bergolongan darah AB tidak suka ada orang yang ikut campur masalah pribadinya, terkecuali ia memberi izin. Walaupun AB ini suka bergaul, namum lebih cenderung suka menyendiri. Untuk orang tua yang memiliki anak dengan golongan darah AB sering lah bertanya jika anda tidak mengerti apa yang dimaksud oleh anak anda

Golongan Darah B
Untuk anak bergolongan darah B ini sangat berbeda sekali dengan anak bergolongan darah A, anak bergolongan darah B ini sangat tidak suka dengan aturan dan tidak suka dengan suatu kegiatan yang sama terus menerus sebab memang golongan darah B ini tipe yang mudah bosen. Sifat menonjol dari golongan darah B ini yaitu kreatif, tertarik dengan banyak hal dan rasa ingin tahu yang tinggi, golongan darah B ini terbilang cukup santai menikmati hidupnya, anak bergolongan darah B sangat tidak suka ditekan, jangan heran kalau anda menekan B, dia malah melawan, jangan sesekali anda meremehkan golongan darah B, karna akan melihat pembuktian dari B bahwa dia sanggup dan bisa. Jika anda mempunyai anak bergolongan darah B, jangan terlalu menekan dan membatasi, biarlah dia mengeksplor dunianya sendiri, cukup memberi penjelasan resiko apa yang akan dia dapatkan dengan melalukan hal yang dia inginkan

Golongan Darah O
Anak dengan golongan darah O ini sangat aktif dan semangatnya yang berapi-api, selalu ingin tahu banyak hal dan pintar membuat alasan, anak bergolongan darah O ini tidak suka sendiri, maka dari itu jangan heran ketika pertama masuk sekolah dia sudah bisa punya banyak teman. Sifat anak golongan darah O ini pemaaf, berjiwa pemimpin,murah hati, tapi terkadang juga mudah menghakimi dan keras kepala. Jika anda memiliki anak bergolongan darah O, jangan memerintah ketika anda ingin ia melakukan sesuatu, cukup memberi tahu baik baik, ketika anak sedang marah, berilah waktu untuk dia menenangkan dirinya

Seperti itu lah beberapa penjelasan mengenai karakter anak berdasarkan golongan darah, anda bisa menyesuaikan pola asuh untuk anak anda dengan karakter sang anak. Mengapa pola asuh sangat penting, memang setiap orang tua memiliki pola asuhnya masing masing, namun jika anda salah menerapkan pola asuh kepada anak akan berpengaruh juga terhadap karakter anak ketika sudah besar nanti. Seperti jika anda menerapkan pola asuh suka membentak anak, suka memberi hukuman fisik, suka membanding-bandingkan, itu akan berdampak pada anak menjadi pribadi yang tidak percaya diri

Pentingnya Pola Asuh Pada Anak, Penjelasan Dan Tips

ehclifebuilders.org – Anak adalah karunia atau titipan Tuhan yang diberikan kepada orang tua dan harus dijaga sebaik baiknya, menjadi orang tua tidaklah mudah terlebih dalam hal mengasuh anak, membesarkan anak bukan hanya memberi makan dan pendidikan untuk anak, orang tua juga perlu mengasah bakat dan membentuk karakter anak, tentu saja itu merupakan PR untuk orang tua.

Peran orang tua tidak hanya mendidik saja, tetapi juga menjadi panutan bagi anak-anaknya, orang tua juga harus menjadi tempat yang nyaman untuk anak bercerita dan meluapkan keluh kesahnya, selain itu orang tua juga harus memperhatikan pergaulan anaknya. Di zaman era globalisasi ini banyak sekali anak anak yang terjerumus kedalam pergaulan yang tidak baik, maka dari itu pentingnya orang tua memberi pemahan kepada anak tentang pergaulan dan dunia luar.

Pola asuh anak adalah suatu hal yang penting diketahui para orang tua, Pola asuh anak yaitu proses yang ditujukan untuk meningkatkan serta mendukung perkembangan fisik, emosional, sosial, finansial, dan intelektual seorang anak sejak bayi hingga dewasa. Hal ini menjadi tanggung jawab orangtua karena orangtua merupakan guru pertama untuk anak dalam mempelajari banyak hal, baik secara akademik maupun kehidupan secara umum, setiap orang tua pasti mempunyai cara tersendiri dalam mengasuh anaknya, tapi penting diketahui banyak pola asuh yang bisa orang tua pilih untuk memberikan asuhan yang tepat pada anak. Perlu diingat, pola asuh akan memengaruhi kepribadian dan karakter anak di masa mendatang, Berikut beberapa jenis pola asuh pada anak yang perlu anda ketahui

Beberapa Pola Asuh Anak

Permissive Parenting atau Pola Asuh Permisif

Orang tua dengan pola asuh ini cenderung memberikan kebebasan pada anak untuk menyatakan dorongan atau keinginannya. Pola asuh ini tidak memberikan batasan yang tegas pada anak, bahkan ketika anak salah, orang tua dengan pola asuh ini jarang atau bahkan tidak pernah memberi hukuman kepada anak, biasanya orang tua mengikuti apapun yang anak inginkan sehingga anak cenderung akan tumbuh  tanpa sikap dispilin.

Dampak pola asuh permisif ini akan membawa pengaruh atas sifat-sifat anak, seperti:

  • Suka memberontak.
  • Prestasinya rendah.
  • Suka mendominasi.
  • Kurang memiliki rasa kepercayaan diri.
  • Kurang bisa mengendalikan diri.
  • Tidak jelas arah hidupnya.
Pola Asuh Otoriter

Pola asuh tipe otoriter ini biasanya terlahir dari pola asuh sama yang diterimanya ketika kecil, pola asuh anak jenis ini tidak memberikan ruang diskusi kepada anak, peraturan ini dibuat untuk mengontrol anak,dan tidak hanya itu, orangtua yang menerapkan pola asuh ini sering kali terbilang keras dengan alasan mendidik. orang tua cenderung memberikan kontrol yang sangat kuat pada perilaku anak. 

Anak yang sejak kecil selalu dikontrol kehidupannya, ternyata tidak bahagia dan memiliki kesehatan mental yang rendah, Bahkan efek jangka panjangnya mirip dengan kondisi mental orang yang pernah ditinggal meninggal oleh seorang yang dekat dengannya, pola asuh ini biasanya orangtua memberi hukuman kepada anak ketika melakukan kesalahan, seperti hukuman fisik atau lainnya, hal ini sebenarnya tidak baik, karena akan memberikan akibat buruk pada fisik dan mental anak

Dampak pola asuh otoriter ini akan membawa pengaruh atas sifat-sifat anak, seperti:

  • Tidak mempunyai kekuatan memilih.
  • Tidak bisa mengambil keputusan sendiri.
  • Takut salah.
  • Tidak mempunyai kekuatan untuk mengatakan tidak.
  • Takut mengemukakan pendapat.
  • Kurangnya motivasi internal.
Nurturant Parenting atau Pola Asuh Pendampingan

Pola asuh ini termasuk pola asuh yang baik bagi anak karena orangtua selalu membebaskan anak untuk mengeksplorasi lingkungan sekitarnya, sehingga mereka bisa belajar, meski begitu, anak masih tetap dalam pengawasan orangtua. Selain itu, orangtua akan memberikan batasan yang jelas dan sudah dibiasakan kepada anak. Dengan cara ini anak akan bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain, serta lebih percaya diri

Authoritative Parenting atau Pola Asuh Otoritatif

Pada pola asuh ini orangtua akan mengatus batas,memberi pemahaman kepada anak-anak, menekanan alasan diberlakukannya suatu aturan, dengan begitu anak bisa menjadi lebih mandiri, diterima secara sosial, sukses akademis dan juga berperilaku

Ini adalah pola asuh yang disarankan kepada orangtua untuk di terapkan. Pola asuh ini memberikan batasan perilaku yang jelas dan konsisten, Selain itu juga, pola asuh autoritatif tidak menggunakan kekerasan dalam mengasuh anak, di sini, orangtua akan mengajak anak diskusi. Contohnya, seperti menjelaskan pada Si Kecil mengapa diberikan aturan tertentu. orangtua tidak membebaskan dan menerima begitu saja perilaku anak, tetapi juga tidak memberikan kontrol yang berlebihan, anak akan diberikan kesempatan untuk mencoba dan bertanggun jawab pada pilihannya.

Dampak pola asuh autoritatif pada anak:

  • Memiliki keterampilan sosial yang baik.
  • Terampil menyelesaikan permasalahan.
  • Mudah bekerjasama dengan orang lain-lain.
  • Lebih peracaya diri.
  • Tampak lebih kreatif.

Penjelasan Tentang Keluarga

ehclifebuilders.org – ‘Keluarga’ adalah satu kata, dengan banyak arti berbeda. Orang-orang memiliki banyak cara untuk mendefinisikan keluarga dan apa artinya menjadi bagian dari keluarga bagi mereka. Keluarga berbeda dalam hal ekonomi, budaya, sosial, dan banyak sisi lainnya, tetapi apa yang dimiliki oleh setiap keluarga adalah bahwa orang-orang yang menyebutnya keluarga membuat jelas bahwa orang-orang itu penting dalam beberapa hal bagi orang yang memanggil mereka keluarganya.

Kamus mendefinisikan keluarga dalam beberapa cara. Satu definisi adalah “kelompok sosial mendasar dalam masyarakat yang biasanya terdiri dari satu atau dua orang tua dan anak-anak mereka.” Sementara definisi ini adalah titik awal yang baik, ada beberapa struktur keluarga modern yang dikecualikan oleh definisi ini, seperti pasangan tanpa anak atau variasi lain pada unit keluarga.

Definisi lain adalah “Dua atau lebih orang yang berbagi tujuan dan nilai, memiliki komitmen jangka panjang satu sama lain dan biasanya tinggal di tempat yang sama.” Definisi ini mencakup sebagian besar unit keluarga modern; untuk keperluan artikel ini, definisi kedua akan digunakan.

Siapa yang Membuat Keluarga..?

Keluarga tradisional terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Ini adalah keluarga yang ditampilkan di televisi sebagai keluarga standar. Namun, abad ke-21 menampilkan berbagai unit keluarga, beberapa sangat berbeda dari standar tahun 1950-an. Saat ini, anak-anak juga sering dibesarkan di rumah orang tua tunggal, oleh kakek nenek atau oleh orang tua homoseksual. Beberapa keluarga memilih untuk tidak memiliki anak, atau tidak dapat memiliki anak karena hambatan medis atau emosional. Gagasan bahwa orang tua dan anak-anak membuat keluarga adalah definisi dasar; namun, agar dapat secara akurat mengakui struktur keluarga lain, definisi yang lebih luas diperlukan.

Teman sebagai Keluarga

Banyak orang menganggap teman dekat atau bahkan lebih dekat daripada keluarga besar (atau keluarga dekat). Orang-orang yang kehilangan anggota keluarga dekat dapat membuat unit keluarga teman-teman dengan minat dan tujuan yang sama untuk menjadi pengganti atau peningkatan pada struktur keluarga yang kurang. Jenis unit keluarga ini, meskipun tidak tradisional, bisa sedekat, jika tidak lebih dekat, dari struktur tradisional. Teman dipilih oleh seorang individu; kadang-kadang, orang-orang ini mungkin lebih istimewa atau penting daripada keluarga yang dilahirkan dengan seseorang. Selain itu, beberapa orang yang memiliki keluarga yang mendukung juga memiliki jaringan pertemanan yang luas yang mereka anggap sebagai keluarga kedua atau sebagai tambahan darah atau kerabat hukum mereka.

Hewan peliharaan sebagai Keluarga

Hewan peliharaan juga bisa menjadi anggota unit keluarga. Hewan peliharaan menambahkan elemen tanggung jawab kepada keluarga, terutama untuk anak-anak. Untuk pasangan yang tidak bisa, atau memilih untuk tidak memiliki anak, hewan peliharaan bisa menjadi pengganti dan dicintai sama besarnya dengan anak-anak. Hewan peliharaan, seperti anjing dan kucing, dirawat sebagai anggota keluarga tambahan oleh banyak orang dan disedihkan juga ketika mereka meninggal.

Mendefinisikan ulang Keluarga

Daripada hanya mendefinisikan keluarga dengan definisi kamus, setiap individu harus melihat untuk mendefinisikan keluarga dengan standar sendiri, memperkaya definisi kamus. Anda dapat memiliki beberapa keluarga dalam hidup Anda, bahkan beberapa keluarga sekaligus jika Anda memilih. Terlepas dari bagaimana Anda memilih untuk mendefinisikan unit keluarga Anda, apakah itu tradisional atau unik, definisi Anda adalah unit keluarga yang cocok untuk Anda. Seperti kata pepatah, “Keluarga adalah apa yang Anda buat.” Apakah terbuat dari kerabat darah, teman, atau hewan peliharaan, atau kombinasi dari semuanya ini, keluarga Anda dapat menawarkan Anda dukungan yang Anda butuhkan untuk berkembang.


Definisi Keluarga Dasar

Dalam definisi paling dasar, sekelompok orang yang memiliki ikatan hukum atau ikatan darah adalah keluarga.

– Ikatan Hukum: Keluarga terikat secara hukum melalui pernikahan, adopsi, dan perwalian, termasuk hak, tugas, dan kewajiban kontrak hukum tersebut. Ikatan hukum dapat diubah, diperluas, atau dibubarkan untuk mengubah komposisi keluarga.

– Ikatan Darah: Individu yang berhubungan langsung melalui leluhur yang sama adalah bagian dari keluarga. Ini termasuk kerabat dekat dan jauh seperti saudara kandung, orang tua, kakek nenek, bibi, paman, keponakan, keponakan, dan sepupu. Meneliti silsilah keluarga atau catatan silsilah dapat mengungkapkan ikatan darah keluarga.

Terlepas dari kesederhanaan yang jelas dari definisi keluarga ini, gagasan keluarga jauh melampaui hubungan hukum atau darah bagi banyak orang.